SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
1.1
Basis Data
ü
Data
Menurut Raymon McLeod, Jr Data adalah sekumpulan baris fakta yang
mewakili peristiwa yang terjadi pada organisasi atau pada lingkungan fisik
sebelum diolah ke dalam format yang bisa dimengerti dan digunakan manusia. Data
diambil dari bahasa latin, yang artinya “memberi”. Data adalah fakta yang
diberikan, darimana kenyataan tambahan dapat ditarik menjadi kesimpulan (C.J.
Date). Sedangkan menurut Kenneth C. Laudon. Jane P. Louden, Data yaitu kumpulan
fakta - fakta kasar yang menunjukan kejadian yang terjadi dalam organisasi atau
lingkungan fisik sebelum fakta tersebut diolah dan ditata mejadi bentuk
yang dapat dipahami.
ü
Database (Basis Data)
Definisi
Basisdata dapat didefinisikan sebagai berikut :
· Kumpulan file-file yang
saling berelasi, relasi tersebut ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang
ada untuk digunakan dalam satu lingkup perusahaan, instansi (Kristanto, 1994).
· Kumpulan file data yang
terorganisasi, terintegrasi, dan bisa dipakai bersama (C.J Date, 1981)
· Kumpulan rekaman data
berbagai tipe yang memiliki relasi satu sama lain (Martin, 1977)
· Sekumpulan data organisasi
untuk melayani banyak aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan
mengendalikan redundansi data. (Kenneth C. Laudon. Jane P. Louden, 2010
· Kumpulan dari data yang
saling terintegrasi satu dengan yang lainnya tersimpan dalam perangkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk bantuan dalam mengoperasikannya
(ICT Database/Data Resources Management, Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis,
2010).
1.2
Sistem Basis Data
(Database System)
Sistem Basis
Data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara
informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan (C.J Date,
1981). Sedangkan menurut Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, Sistem Basis
Data (Database system) adalah suatu informasi yang mengintegrasikan kumpulan
dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya
tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu instansi.
Konsep dasar
dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari
pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta
yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan
obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk
mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai
model basis data atau model data. Istilah basis data mengacu pada koleksi dari
data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu
sebagai sistem manajemen basis data (database management system/DBMS).
1.3
Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System /DBMS)
DBMS
(Database Management systems) adalah kumpulan program yang mengkoordinasikan
semua kegiatan yang berhubungan dengan basis data. ( ICT Database/-Data
Resources Management, Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, 2010). Sedangkan
menurut Asep Herman Suyanto (2004) Manajemen Sistem Basis Data (Database
Management System / DBMS) adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu
dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar. DBMS
dapat menjadi alternative penggunaan secara khusus untuk aplikasi, semisal
penyimpana data dalam fiel danmenulis kode aplikasi yang spesifik untuk
pengaturannya.
Database
Management System (DBMS) atau Sistem Manajemen Basisdata adalah suatu sistem
yang terdiri atas Basis-data dan Perangkat Lunak (Software / program) yang
bertujuan untuk effektivitas dan effisiensi dalam pengelolaan basisdata. Sistem
manajemen basis data (DBMS) terdiri dari perangkat lunak yang dapat mengatur
penyimpanan data. Sehingga memudahkan organisasi untuk memusatkan data,
mengelola data secara efisien dan menyediakan akses data bagi program aplikasi.
Sebuah DBMS
mengendalikan pembuatan, pemeliharaan, dan penggunaan struktur penyimpanan
database organisasi sosial dan pengguna mereka. Hal ini memungkinkan organisasi
untuk menempatkan kontrol organisasi pengembangan database yang luas di tangan
Database Administrator (DBAs) dan spesialis lain. Dalam sistem yang besar,
sebuah DBMS memungkinkan pengguna dan perangkat lunak lain untuk menyimpan dan
mengambil data dalam cara yang terstruktur.
Beberapa
fitur yang secara umum tersedia adalah:
·
Keamanan
DBMS
menyediakan sistem pengamanan data sehingga tidak mudah diakses oleh orang yang
tidak memiliki hak akses.
·
Independensi
DBMS
menjamin independensi antara data dan program, data tidak bergantung pada
program yang meng-akses-nya, karena struktur data-nya dirancang berdasarkan
kebutuhan informasi, bukan berdasarkan struktur program. Sebaliknya program
juga tidak bergantung pada data, sehingga walaupun struktur data diubah,
program tidak perlu berubah.
·
Konkruensi
/ data sharing
Data dapat
diakses secara bersamaan oleh beberapa pengguna karena manajemen data
dilaksanakan oleh DBMS.
·
Integritas
DBMS
mengelola file-file data serta relasi-nya dengan tujuan agar data selalu dalam
keadaan valid dan konsisten
·
Pemulihan
DBMS
menyediakan fasilitas untuk memulihkan kembali file-file data ke keadaan semula
sebelum terjadi-nya kesalahan (error) atau gangguan baik kesalahan perangkat
keras maupun kegagalan perangkat lunak.
·
Kamus /
katalog sistem
DBMS
menyediakan fasilitas kamus data atau katalog sistem yang menjelaskan deskripsi
dari field-field data yang terkandung dalam basisdata.
·
Perangkat
Produktivitas
DBMS
menyediakan sejumlah perangkat produktivitas sehingga memudahkan para pengguna
untuk menarik manfaat dari database, misalnya report generatorquery
generator (pembangkit query / pencarian informasi). (pembangkit
laporan)
1.4
Perkembangan Database Management System (DBMS)
Generasi
pertama DBMS didesain oleh Charles Bachman di perusahaan General Electric pada
awal tahun 1960, disebut sebagai penyimpanan data terintegrasi (Integrated Data
Store). Dibentuk dasar untuk model data jaringan yang kemudian distandardisasi
oleh Conference on Data System Languages (CODASYL).Bachman kemudian menerima
ACM Turing Award (Penghargaan semacam Nobel pada ilmu komputer) di tahun 1973.
Dan pada akhir 1960, IBM mengembangkan sistem manajemen informasi (Information
Management System) DBMS. IMS dibentuk dari representasi data pada kerangka kerja
yang disebut dengan model data hirarki. Dalam waktu yang sama, dikembangkan
sistem SABRE sebagai hasil kerjasama antara IBM dengan perusahaan penerbangan
Amerika. Sistem ini memungkinkan user untuk mengakses data yang sama pada
jaringan komputer.
Kemudian pada
tahun 1970, Edgar Codd, di Laboratorium Penelitian di San Jose , mengusulkan model data relasional.
Di tahun 1980, model relasional menjadi paradigma DBMS yang paling dominan.
Bahasa query SQL dikembangkan untuk basis data relasional sebagai bagian dari
proyek Sistem R dari IBM. SQL distandardisasi di akhir tahun 1980, dan SQL-92
diadopsi oleh American National Standards Institute (ANSI) dan International
Standards Organization (ISO). Program yang digunakan untuk eksekusi bersamaan
dalam basis data disebut transaksi. User menulis programnya, dan bertanggung
jawab untuk menjalankan program tersebut secara bersamaan terhadap DBMS.
Pada akhir
tahun 1980 dan permulaan 1990, banyak bidang sistem basis data yang
dikembangkan. Penelitian pada bidang basis data meliputi bahasa query yang
powerful, model data yang lengkap, dan penekanan pada dukungan analisis data
yang kompleks dari semua bagian organisasi. Beberapa vendor memperluas
sistemnya dengan kemampuan penyimpanan tipe data baru semisal image dan text,
dan kemampuan query yang kompleks. Sistem khusus/spesial dikembangkan oleh
banyak vendor untuk membuat data warehouse, mengkonsolidasi data dari beberapa
basis data. Pada tahun 1999, James Gray memenangkan Turing Award untuk
kontribusinya pada manajemen transaksi dalam DBMS.
1.5 Tujuan Database Management System (DBMS)
Tujuan utama DBMS
adalah untuk menyediakan tinjauan abstrak dari data bagi user. Jadi sistem
menyembunyikan informasi mengenai bagaimana data disimpan dan dirawat, tetapi
data tetap dapat diambil dengan efisien. Pertimbangan efisien yang digunakan
adalah bagaimana merancang struktur data yang kompleks, tetapi tetap dapat
digunakan oleh pengguna yang masih awam, tanpa mengetahui kompleksitas struktur
data. Basis data menjadi penting karena munculnya beberapa masalah bila tidak
menggunakan data yang terpusat, seperti adanya duplikasi data, hubungan antar
data tidak jelas, organisasi data dan update menjadi rumit. Jadi tujuan dari
pengaturan data dengan menggunakan basis data yaitu sebagai berikut:
-
Menyediakan penyimpanan
data untuk dapat digunakan oleh organisasi saat sekarang dan masa yang akan
datang.
-
Kemudahan pemasukan data,
sehingga meringankan tugas operator dan menyangkut pula waktu yang diperlukan
oleh pemakai untuk mendapatkan data serta hak-hak yang dimiliki terhadap data
yang ditangani.
- Pengendalian data untuk
setiap siklus agar data selalu up-to-date dan dapat mencerminkan perubahan
spesifik yang terjadi di setiap sistem.
-
Pengamanan data terhadap
kemungkinan penambahan, pengubahan, pengerusakan dan gangguan-gangguan lain.
1.6
Fungsi Database Management System (DBMS)
Fungsi dari Database
Management System (DBMS) Yaitu
o
Penyimpanan, pengambilan
dan perubahan data
o
Katalog yang dapat diakses
pemakai
o
Mendukung Transaksi
o
Melayani kontrol concurrency
o
Melayani recovery
o
Melayani autorisasi
o
Mendukung komunikasi data
o
Melayani integrity
o
Melayani data independence
o
Melayani utility.
1.7
Manfaat Database Management System (DBMS)
Manfaat yang diperoleh
dari penyusunan database adalah :
Mengatasi kerangka (redundancy) data.
Menghindari terjadinya inkonsistensi data.
Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.
Menyusun format yang standar dari sebuah data.
Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user).
Melakukan perlindungan dan pengamanan data (data security).
Menyusun integritas dan independensi data.
1.8 Keunggulan dan Kelemahan Database Management System (DBMS)
Sistem Manajemen
Basis-Data (DBMS) memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan pengelolaan
data tanpa DBMS, walaupun tidak terlepas dari beberapa kelemahan.
Keunggulan DBMS antara lain
sebagai berikut:
- · Mengurangi duplikasi data atau data redundancy
- · Menjaga konsistensi dan integritas data
- · Meningkatkan keamanan data
- · Meningkatkan effisiensi dan effektivitas penggunaan data
- · Meningkatkan produktivitas para pengguna data
- · Memudahkan pengguna dalam menggali informasi dari kumpulan data
- · Meningkatkan pemeliharaan data melalui independensi data
- · Meningkatkan pemakaian bersama dari data
- · Meningkatkan layanan backup dan recovery data
- · Mengurangi konflik antar pengguna data
Kelemahan DBMS antara lain
sebagai berikut::
· Memerlukan suatu skill
tertentu untuk bisa melakukan administrasi dan manajemen database agar dapat
diperoleh struktur dan relasi data yang optimal
·
Memerlukan kapasitas
penyimpanan baik eksternal (disk) maupun internal (memory) agar DBMS dapat
bekerja cepat dan efisien.
·
Harga DBMS yang handal
biasanya sangat mahal
·
Kebutuhan akan sumber daya
(resources) biasanya cukup tinggi
· Konversi dari sistem lama
ke sistem DBMS terkadang sangat mahal, disamping biaya pengadaan perangkat
keras dan perangkat lunak, diperlukan pula biaya pelatihan.
·
Apabila DBMS gagal
menjalankan misinya maka tingkat kegagalan menjadi lebih tinggi karena banyak
pengguna yang bergantung pada sistem ini.
1.9
Arsitektur DBMS
Salah satu
tujuan dari DBMS adalah untuk menyediakan sarana antar muka (interface) dalam
meng-akses data secara efisien tanpa harus melihat kerumitan atau detail
tentang cara data direkam dan dipelihara. DBMS memiliki arsitektur untuk
melakukan abstraksi dari data sehingga dapat diperoleh independensi
data-program.
Pada tahun
1975, badan standarisasi nasional Amerika ANSI-SPARC (American National
Standards Institute – Standards Planning and Requirements Committee) menetapkan
tiga level abstraksi dalam database, yaitu:
1.
Level Eksternal (external level)
atau Level Pandangan (view level)
Level Eksternal adalah level yang berhubungan langsung dengan pengguna
database. Pada level ini pengguna (user) hanya bisa melihat struktur data
sesuai dengan keperluannya sehingga setiap user bisa memiliki pandangan (view)
yang berbeda dari user lainnya. Pada level ini pula dimungkinkan pandangan user
berbeda dengan representasi fisik dari data, misalkan untuk data hari secara
fisik data direkam dalam bentuk kode (1, 2, 3, dst) sedang user melihat data dalam
bentuk teks nama hari (Ahad, Senin, Selasa, …). Data yang dilihat oleh user
seakan-akan berasal dari satu file, secara fisik mungkin diambil dari beberapa
file yang berelasi.
2.
Level Konseptual (conceptual
level)
Level Konseptual adalah level dari para administrator database, pada
level ini didefinisikan hubungan antar data secara logik, sehingga diperlukan
struktur data secara lengkap. Para
administrator database memahami bagaimana satu view dijabarkan dari beberapa
file data, demikian pula pada saat perancangan database mereka dapat saja
membagi data menjadi beberapa file agar dapat diakses dan disimpan secara
efisien.
3.
Level Internal (internal level)
atau Level Fisik (physical level)
Level Internal adalah level dimana data disimpan secara fisik dalam bentuk
kode, teks, angka, bit. Pada level ini didefinisikan allokasi ruang penyimpanan
data, deskripsi data dalam penyimpanan, kompressi data (agar lebih hemat), dan
enkripsi data (agar lebih aman).
1.10 Bahasa DBMS
Implementasi bahasa DBMS
bervariasi sesuai dengan variasi perusahaan yang merancangnya, namun pada
prinsipnya bahasa ini bisa dikategorikan ke dalam tiga komponen bahasa, yaitu:
1.
Data Definition/Decription
Language (DDL)
DDL adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk mendefinisikan
struktur data antara lain perintah untuk membuat tabel baru (CREATE) dimana
terdefinisi komponen/field data dengan tipe dan panjangnya, mengubah index
(INDEX, REINDEX) agar setiap rekord dalam satu file data dapat diakses melalui
indeks-nya, mengubah struktur (MODIFY STRUCT) dari file data, dan sebagainya.
Komponen bahasa ini banyak digunakan oleh para administrator basisdata pada
saat merencanakan atau membangun file-file basisdata.
2.
Data Manipulation Language (DML)
DML adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk memanipulasi data,
komponen ini diperlukan oleh para pengguna untuk memanipulasi data, antara lain
perintah-perintah untuk melakukan hal-hal berikut ini:
·
Mengambil data dari
basisdata (LIST, DISPLAY)
·
Menambah data kedalam
basisdata (INSERT, APPEND)
·
Meremajakan data yang ada
dalam basisdata (UPDATE)
·
Menghapus data yang tidak
diperlukan (DELETE)
·
Meng-urutkan data (SORT)
·
Menghitung frekuensi data
(COUNT)
·
Mencari data (SEEK, FIND)
DML dapat dibedakan atas dua macam, yaitu DML Prosedural dan DML
Non-Prosedural. Pada DML Prosedural ketika data akan dimanipulasi maka perintah
harus disertai dengan perintah-perintah bagaimana data diakses dari file
database. Perintah DML Prosedural biasanya termuat dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level
programming language) seperti COBOL, C, C++ dan sebagainya. Pada DML
non-Prosedural data dapat dimanipulasi langsung tanpa harus memerintahkan
bagaimana data dibaca dari file. Perintah DML non-Prosedural biasanya digunakan
dalam bahasa-bahasa DBMS seperti pada dBase, Access, Paradox, FoxPro, SQL, dan sebagainya.
3.
Device Control Media Language
(DCML)
DCML adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk mengatur perekaman
atau penyimpanan data secara fisik. Komponen bahasa DCML digunakan oleh
operator-operator sistem basisdata didalam mengatur file-file data secara
fisik. Perintah-perintah yang termuat dalam komponen ini, antara lain perintah
perintah: merekam (Write Record, Create Table), menghapus (Drop, Delete Table).
1.11
Komponen DBMS
a.
Query Processsor
Merubah bentuk query ke dalam instruksi tingkat rendah
ke database manager.
b.
Database Manager
Menerima query dan menguji skema eksternal dan
konseptual untuk menentukan apakah record-record dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan.
c.
File Manager
Manipulasi penyimpanan file dan mengatur alokasi ruang
penyimpanan pada disk.
d.
DML Preprocessor
Merubah perintah DML embedded ke dalam program
aplikasi dalam bentuk ungsi-fungsi yang memanggil dalam host language.
e.
DDL Compiler
Merubah perintah DDL menjadi kumpulan tabel yang
berisi metadata.
f.
Dictionary Manager
Mengatur akses dan memelihara data dictionary.
1.12
Model Database
Sistem manajemen database biasanya dikategorikan menurut model database
yang mereka mendukung, seperti jaringan, model relasional atau obyek. Model
cenderung untuk menentukan bahasa query yang tersedia untuk mengakses database.
Fungsi dari Model Database ini adalah untuk merepresentasikan data
sehingga data tersebut mudah dipahami. Model Database adalah kumpulan
konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data, hubungan antara data dan
batasan-batasan data dala suatu organisasi.
Terdapat dua model data dalam DBMS sebagai berikut :
Terdapat dua model data dalam DBMS sebagai berikut :
1)
Model Data Berbasis Objek
Yaitu suatu model data yang menggunakan konsep entitas, atribut
dan hubungan antar entitas. Jenis model data berbasis objek yang
umum adalah :
-
Entity-relationship
-
Semantic
-
Functional
-
object-oriented
2)
Model data berbasis record
Yaitu Model Data yang terdiri dari sejumlah record
dalam bentuk yang tetap yang dapat dibedakan dari bentuknya. Ada 3 macam jenis yaitu :
-
Model data relasional
(relational)
-
Model data hierarki
(hierarchical)
-
Model data jaringan
(network)
Komentar
Posting Komentar